Pidato J. Leimena

"Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft, persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam Nusa dan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman dan roh, ia berdiri di tengah dua proklamasi: Proklamasi Kemerdekaan Nasional dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injilnya, ialah Injil Kehidupan, Kematian dan Kebangkitan"

GMKI Komisariat FEB USU

GMKI Komisariat FEB USU
Keluarga besar GMKI Komisariat FEB USU

Jumat, 27 Maret 2015

HARGA PEMURIDAN



HARGA PEMURIDAN
Pelayanan dengan rendah hati tanpa memperdulikan kepentingan diri sendiri, itulah tanda kebesaran. Arti menjadi seorang murid Kristus adalah penyerahan total kepada Kristus itu sendiri. Pada hakikatnya Yesus menuntut untuk kita menyerahkan seluruh hidup kita kepadaNya. Cinta kasih yang paling manusiawi sekalipun seolah tak tertolerir bagi-Nya, “ barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku, dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku ” (Mat.10:37). Hanya orang yang mau memusatkan seluruh hidupnya kepada Yesus, merendahkan diri di hadapan-Nya, melupakan perkaranya sendiri dan mau memikul salib, dia lah yang layak mendapat gelar seorang murid Kristus dan  melanjutkan pergerakan sang penyelamat di dunia ini.
Yesus sendiri tak pernah menjanjikan proses yang indah selama menjadi pengikut-Nya, “ Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah,” (Mat.10:18), hal seperti ini lah yang dikatakan Yesus kepada muridnya. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa dari awal pun Yesus sudah menunnjukan gambaran tragis dari hal mengikut Dia. Yesus sendiri telah terlebih dahulu di benci, di hina, di kejar, di sesah dan dianiaya, maka bukan lah kadarnya bagi seorang pengikut untuk mengharapkan keadaan yang lebih baik daripada itu. “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Mat.10:22b) , bersukacita adalah keputusan yang paling bijak yang bisa di ambil oleh seorang pengikut Kristus saat penderitaan itu menghampirinya.
Dalam pelayanan, ketika pergerakan kita terbatasi karena memprioritaskan kesan orang lain terhadap kita, maka kita tak ubahnya seperti sosok orang munafik yang sering disebut Yesus berdoa di persimpangan jalan, menggembar-gemborkan bila memberi sedekah , dan yang memasang muka muram supaya semua orang tahu bahwa mereka berpuasa.Yesus tak pernah memberikan apresiasi bagi yang hanya memikirkan apa yang di pikirkan orang lain terhadapnya. Ia menginginkan setiap murid-Nya hanya mementingkan apa yang di pikirkan Allah, bukan apa yang di pikirkan manusia. Murid Kristus haruslah menjadikan Allah sebagai pusat kesetiaan dan tujuan hidup mereka, sehingga setiap apa pun yang mereka perbuat adalah demi menyenangkan Allah itu sendiri. Sangat menyakitkan sebenarnya ketika Yesus sendiri pun mengatakan “Kasihi lah musuh mu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri” (Imamat 19:18), yang menunjukkan bahwa tak ada alasan untuk seorang murid melakukan pembalasan atas penderitaan yang di terimanya. Yesus adalah teladan paling sempurna dalam hal mengasihi, yang juga pasti di inginkan nya ada dalam diri murid-muridnya agar memiliki pengampunan tanpa batas terhadap kawan maupun lawan-lawannya.
Masa sekarang, mungkin kita tidak harus meninggalkan rumah dan saudara kita untuk memberitakan injil dan mengikut Yesus seperti yang dilakukan oleh murid-murid yang pertama. Kita hanya dituntut untuk meneruskan apa yang sudah dijalankan sebelumnya, namun tetap seorang murid masih dituntut secara total menyerahkan diri kepada Dia, “Tidak seorang pun dari kalian dapat menjadi pengikutKu, kalau ia tidak mengurbankan segala-galanya”(Luk.14:28-33). Sangat bertentangan dengan sifat manusia sekarang yang individualis dan selalu berpusat hanya kepada kepentingan dirinya sendiri. Tidak heran jika banyak yang menyerah selama prosesnya menjadi pelayan dan mengikut Kristus, bahkan Petrus yang terkenal setia kepada Yesus sekalipun menyangkal bahwa ia mengenal Yesus, dan melarikan diri sebelum mereka harus menghadapi tantangan. Alangkah lebih baik untuk tidak memulai, daripada memulai dan kemudian berhenti.
Akan selalu ada buah untuk setiap proses yang di kerjakan, begitu pula halnya dengan pemuridan, “Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh,karena kami tahu,bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami” (2 Korintus 1:7). Tidak ada orang Kristen yang karena kemuridannya mengalami kerugian melebihi berkat-berkat yang diterimanya. Sangat klasik memang ketika dikatakan bahwa nantinya mereka akan beroleh berkat melimpah di surga, namun memang tak terbantahkan bahwa hal itulah dijanjikan Yesus bagi murid-muridnya yang sejati “dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal” (Mark.10:30b). Tugas mengikut Yesus, walaupun terasa sangat berat bukan lah suatu pengorbanan melainkan suatu hak istimewa. Karena pada dasarnya Yesus sendirilah yang telah memilih murid-muridnya “ Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu “ (Yoh.15:16). Yesus berkata kepada kedua belas muridnya “kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami . Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel” (Luk.22:28-30). Sekali lagi, itulah harga pemuridan yang dijanjikan Yesus, bagi setiap orang yang mau menyambut panggilan menjadi murid dan mampu bertahan dalam segala kesusahan selam berproses menjalankan misi menghadirkan Shalom Allah di dunia ini.

Wira Verina Br. Bangun
            Maper 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar