Pidato J. Leimena

"Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft, persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam Nusa dan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman dan roh, ia berdiri di tengah dua proklamasi: Proklamasi Kemerdekaan Nasional dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injilnya, ialah Injil Kehidupan, Kematian dan Kebangkitan"

GMKI Komisariat FEB USU

GMKI Komisariat FEB USU
Keluarga besar GMKI Komisariat FEB USU

Selasa, 27 Oktober 2015

Resume Diskusi Mingguan I “Ekonomi Internasional” (22 Oktober 2015)



Pengurus Komisariat
GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan

Sekretariat: Jl. Sultan Iskandar Muda No. 107 A 20119 Medan E-mail : gmkikomisariatfebusu@gmail.com
Resume Diskusi Mingguan
“Ekonomi Internasional”
(22 Oktober 2015)

            Berbicara mengenai rupiah erat kaitannya dengan Ekonomi Internasional. Pernyataan rupiah yang mampu mengalami sedikit kenaikan menjadi Hot Trending sekarang ini. Dimana ada pihak yang merasa diuntungkan atau dirugikan oleh hal ini.
            Jika telaah kembali mengenai hubungan rupiah dengan dollar, hal ini bias dikaji dengan teori Ekonomi Internasional. Ekonomi Internasional yang merupakan kajian ekonomi yang membahas akibat saling ketergantungan antara Negara-negara di dunia baik dari segi Perdagangan Internasional maupun pasar kredit Internasional.
Melalui Perdagangan Internasional inilah akan terjadi pertukaran mata uang guna memperoleh produk atau jasa dari Negara lain. Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing kerap dinamakan dengan valuta asing. Oleh karena itu, akan muncullah kebutuhan mata uang asing untuk transaksi internasional.
            Dalam prosesnya, lembaga yang menyediakan valuta asing baik itu yang diselenggarakan money changer maupun dari pihak bank akan berperan dalam menentukan nilai kurs dari setiap mata uang asing melalui proses permintaan dan penawaran yang terjadi melalui mekanisme pasar. Misalnya kegiatan ekspor dan impor. Kegiatan impor akan membuat suatu Negara mengalami pengutan permintaan terhadap mata uang asing seperti halnya Indonesia yang bergantung pada mata uang dollar yang sudah menjadi standart mata uang internasional. Ketergantungan ini apabila tidak dibarengi dengan permintaan terhadap ruiah sendiri akan mengalami ketimpangan. Ketimpangan tersebut akan menyebabkan nilai rupiah dapat mengalami perlemahan (revaluasi) dan penguatan (devaluasi).
Jadi, dapat disimpulkan transaksi perdagangan internasioanl dapat mempengaruhi cadangan devisa di Indonesia. Semakin tinggi cadangan devisa di Indonesia maka rupiah akan mengalami penguatan. Dan semakin sedikit cadangan devisa membuat rupiah mengalami penurunan atau ketergantungan pada mata uang asing. Selain itu, kondisi rupiah saat ini bias saja dipengaruhi bukan karena usaha internal dari Indonesia. Tetapi bisa saja dipengaruhi oelh keadaan atau kebijakan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat, sebagai penguasa mata uang dunia atau Internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar