Pidato J. Leimena

"Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft, persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam Nusa dan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman dan roh, ia berdiri di tengah dua proklamasi: Proklamasi Kemerdekaan Nasional dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injilnya, ialah Injil Kehidupan, Kematian dan Kebangkitan"

GMKI Komisariat FEB USU

GMKI Komisariat FEB USU
Keluarga besar GMKI Komisariat FEB USU

Sabtu, 31 Oktober 2015

Resume Diskusi Tematis I (Rabu, 28 Oktober 2015) “Fluktuasi Nilai Rupiah”


Pengurus Komisariat
     GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
Medan

Sekretariat: Jl. Sultan Iskandar Muda No. 107 A 20119 Medan E-mail:gmkikomisariatfebusu@gmail.com

Resume Diskusi Tematis I (Rabu, 28 Oktober 2015)
“Fluktuasi Nilai Rupiah”
Keadaan rupiah untuk saat ini merupakan keadaan yang kedua kalinya mencapai titik diatas Rp14.000 per dolar AS sejak krisis ekonomi tahun1998. Nilai rupiah yang semakin bergejolak sampai pada awal November terus mengalami pelemahan hingga pada suatu keadaan yand tak diduga The Federal Reserve atau Bank Sentral AS sebagai penguasa Dolar yang digunakan untuk mata uang internasional melakukan suatu tindakan untuk meredam suku bunganya. Keaadaan ini tentunya sangat berpengaruh besar yang positif pada keaadan rupiah di Indonesia hingga pada pertengahan dan akhir November rupiah mampu mengalami penguatan sampai mencapai titik atau level Rp13.500 per Dolar AS. Kebaikan ini juga banyak dipengaruhi oleh peket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah.
Keaadan rupiah yang bergejolak seperti di atas menunjukkan bahwa posisi rupiah kita sedang dalam keaadan fluktuatif. Jadi, posisi rupiah yang mengalami fluktuasi biasanya akan berpengaruh pada sistem perekonomian Indonesia. Pengaruh atau korelasi ini dapat diukur dari nilai rupiah yang mengalmi fluktuatif tersebut. Secara umum, untuk mengetahui nilai instrument keuangan dengan jangka waktu spesifik  beserta resiko dari instrument keuangan pada periode tertentu menggunakan standar deviasi yang disebut dengan “Volatilitas”. Jadi, Volatilitas dapat mengukur atau mendeteksi dispresi dari variabel harga termasuk fluktuasi, variabilitas keuangan, suku bunga, dan komoditas keuangan. Salah satu alat pengukuran volatilitas yaitu dengan menggunakan REER(Real Effective Exchange Rate) yang ditentukan oleh neraca transaksi berjalan, neraca modal dan tingkat suku bunga pada periode dan jangka waktu tertentu. Jadi, dengan menggunakan iindikator pengukran Volatilits maka akan dapat diketahui seberapa jauh, seberapa besar, dan seberapa lama hal itu dapat mempengarhi variabel lainnya sebuah sistem perekonomian Indonesia.
Dalam sebuah Negara Rezim nilai tukar atau sistem devisa yang diterapakn sangat mempengaruhi tingkat nilai tukar itu sendiri atau korelasinya dengan mata uang asing khussnya Dolar AS. Pada mmnya rezim nilai tukar itu dibedakan atas tiga(3) yaitu :
1.      Fixed system, yaitu dimana mempertahankan nilai tukar pada level tertentu dan secara konsisten melakukan intervensi pasar.
2.      Intermedite system, yaitu adanya rentan level fluktuasi nilai tukar yang diizinkan.
3.      Floating system, yaitu sistem yang menyerahkan nilai tukar secara bebas kepada permintaan dan penawaran pasar tanpa ada intervensi dari valas secara regler.
Dengan diterapkannya suatu rezim tersebut, maka akan menentukan tingkat koefisien korelasi rupiah dengan mata uang asing lainnya terlebih terhadap Dolar AS.
Fluktasi rupiah tentunya bukan dipandang dari satu perspektif saja, oleh karena itu fluktasi tersebut tidak hanya berdampak negatif saja seperti yang biasanya menggeluti pikiran kita, tetapi secara langsung maupun tidak langsung tetap memiliki efek positif. Efek fluktuasi rupiah itu jika dipandang dari efek negatifnya dirasakan oleh importir, produsen penghasil bahan baku impor, maupun pihak perbankan, namun secara tidak langsung juga dirasakan oleh induustri dalam negeri, UMKM, politik dan sosial bangsa Indonesia. Selain itu, dampak positifnya dirasakan oleh eksportir dan usaha pertanian, namun secara tidak langsung juga mempengaruhi kualitas SDA, baik itu dari pertanian maupun perkebunan.
Keadaan rupiah yang mengalami fluktuasi secara langsung memang tidak dirasakan dampaknya oleh Mahasiswa. Akan tetapi, sebagai kaum intelektal ekonom, mahasiswa seharusnya perlu bahkan wajib mengetahui isu-isu ekonomi  seperti apa yang menyebapkan fluktuasi tersebut, bagaimana dampaknya, serta bagaimana solusi atau cara mengatasinya dalam bentuk kebijakan, dan hingga pada akhirnya bagaimana kita mengambil sikap mulai dari hal yang kecil sebagi ekonomi kerakyatan yang mennjkkan hakikat kita sebagai mahasiswa.
Ut Omnes Unum Sint!
Shalom!
 THEMA          : “Persaudaraan yang Menghidupkan (1 Raja Raja 17:7- 24)
Sub Thema      : “Memperkokoh Persekutuan yang Partisipatif untuk Membangun Keadilan Sosial


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar