Pidato J. Leimena

"Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft, persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam Nusa dan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman dan roh, ia berdiri di tengah dua proklamasi: Proklamasi Kemerdekaan Nasional dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injilnya, ialah Injil Kehidupan, Kematian dan Kebangkitan"

GMKI Komisariat FEB USU

GMKI Komisariat FEB USU
Keluarga besar GMKI Komisariat FEB USU

Kamis, 14 Januari 2016

Resume Penelaahan Alkitab II, tema “Membenarkan Diri Sendiri” (Senin, 07 Desember 2015)



Resume Penelaahan Alkitab II                                                                                   “Membenarkan Diri Sendiri”                                                                                       (Roma 2 : 1 – 16)
(Senin, 07 Desember 2015)
            Banyak orang Kristen tidak memahami Firman Tuhan secara utuh dan benar.  Kebanyakan hanya memaknainya secara emosional dan tidak kontekstual sehingga implementasi dari Firman Tuhan tersebut cenderung tidak sesuai dengan kebenaran yang terkandung didalamnya. Sering kita membaca Firman Tuhan untuk kepentingan diri kita sendiri dan untuk membenarkan diri kita sendiri. Sehingga setiap kita perlu diberi pemahaman bahwa Firman Tuhan memiliki kebenaran sejati yang tidak boleh kita tinjau dari sudut pandang manusia. Oleh karena itu,dalam  PA II yang dibawakan oleh Pdt. Beltazar Nainggolan, M.Th di Sekretariat Taktis GMKI FEB USU mendiskusikan mengenai hal membenarkan diri sendiri.                                                                                             Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada Jemaat yang belum dikenalnya. Surat yang ditulis pada perjalanan Misi yang ketiga, dalam perjalanan dari Mekadonia menuju daerah Yunani sebelum bertolak ke Yerusalem, sehingga kemungkinan Paulus masih tinggal di Korintus saat menulis surat kepada jemaat di Roma. Tujuannya untuk menegakkan orang-orang percaya di Roma dalam kebenaran-kebenaran yang agung ( Roma 1:10-15 ; 15:20-32). Sehingga Surat Paulus kepada jemaat di Roma lebih bersifat objektif.
            Keadaan masyarakat Yahudi di zaman itu ialah orang-orang yang mau main hakim terhadap orang lain tanpa menyadari bahwa mereka pun berlaku sama dengan orang lain tersebut. Mereka membenarkan diri mereka dengan menghakimi orang lain melalui hukum taurat, sunat, dan kitab suci yang berharga, padahal semua itu tidaklah membebaskan mereka dari sikap hati yang tepat. Kebenarannya adalah semua orang dapat dituntut dihadapan pengadilan Allah baik orang Yahudi maupun orang kafir dan kenyataannya kedua-duanya telah menjadi hamba dosa.
            Dalam pasal 1:18-32, Paulus membuktikan bahwa orang kafir patut dihukum dan murka Allah sedang dinyatakan kepada mereka. Tetapi pada pasal 2 ini Paulus menunjukkan bahwa “orang baik” (2:1-16) dan “orang beragama” (2:17-38) juga berdosa. “Orang baik” yang berusaha mencapai keselamatan melalui perbuatan dan kebenarannya sendiri.
             Dalam Roma pasal 2 dijelaskan ciri-ciri orang baik yang berdosa,antara lain : Kecenderungan menghakimi / Gambar diri yang rusak ( ay 1-3 ) , memiliki kekerasan hati /susah diatur (ay 4-5), mencari kepentingan sendiri / egois ( ay 8a ), tidak taat pada kebenaran ( ay 8b ), Hidup dibawah murka Allah ( ay 8 ).
            Setiap Manusia sudah jatuh dalam dosa, sudah rusak dan hancur, baik secara spiritual maupun secara moral. Manusia tidak dapat membenarkan dirinya sendiri dengan pembenarannya sendiri, manusia tidak dapat diselamatkan karena perbuatan baiknya. Hanya Yesus yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Sehingga tidak seorang pun yang benar, berakal budi dan selamat. Oleh karena itu manusia harus hidup menurut kebenaranNya. Alkitab adalah kebenaran yang harus menjadi dasar hidup orang Kristen, namun Firman Tuhan tidak boleh seenaknya dipergunakan untuk membenarkan perbuatan kita sendiri, melainkan Firman Tuhan adalah indikator untuk mengetahui kebenaran dari apa yan kita perbuat.
Horizontal Scroll: Roma 3 : 10
Seperti ada tertulis : “ Tidak ada yang benar,seorang pun tidak.”




Tidak ada komentar:

Posting Komentar