Pidato J. Leimena

"Tindakan ini adalah suatu tindakan historis bagi dunia mahasiswa umumnya dan masyarakat Kristen pada khususnya. GMKI menjadilah pelopor dari semua kebaktian yang akan dan mungkin harus dilakukan di Indonesia. GMKI menjadilah suatu pusat sekolah latihan (leershool) dari orang-orang yang mau bertanggungjawab atas segala sesuatu yang mengenai kepentingan dan kebaikan negara dan bangsa Indonesia. GMKI bukanlah merupakan Gesellschaft, melainkan ia adalah suatu Gemeinschaft, persekutuan dalam Kristus Tuhannya. Dengan demikian ia berakar baik dalam gereja, maupun dalam Nusa dan Bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari iman dan roh, ia berdiri di tengah dua proklamasi: Proklamasi Kemerdekaan Nasional dan Proklamasi Tuhan Yesus Kristus dengan Injilnya, ialah Injil Kehidupan, Kematian dan Kebangkitan"

GMKI Komisariat FEB USU

GMKI Komisariat FEB USU
Keluarga besar GMKI Komisariat FEB USU

Rabu, 27 April 2016

Resume Diskusi Alkitabiah III “Taklukan Bumi” (Sabtu,19 Maret 2016)





PENGURUS KOMISARIAT
         GERAKAN MAHASISWA KRISTEN INDONESIA
         Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
        Medan

     Sekretariat: Jl. Sultan Iskandar Muda No. 107 A 20119 Medan E-mail : gmkikomisariatfebusu@gmail.com


Resume Diskusi Alkitabiah III
“Taklukan Bumi”
(Sabtu,19 Maret 2016)
            Dalam cerita penciptaan dikataan bahwa manusia diciptakan bersama dengan seluruh alam semesta itu berarti bahwa manusia yang diciptakan segambar Allah mempunyai keterkaitan dan kesatuan dengan lingkungan hidupnya dan diberikan kewenangan untuk menguasai dan menaklukkkan bumi, diberi kekuasaan untuk memelihara Alam. Bukan sengan semena-mena dikuasai engan tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu, dalam Diskusi Alkitabiah III yang dibawakan oleh Pdt. Paruhuman Tampubolon, M.Th yang dilaksanaan di sekretariat taktis GMKI Koms FEB USU akan mengupas mengenai hal penguasaan yang sebenarnya diperintakan Allah untuk manusia.
            Kesatuan manusia dengan alam dapat kita lihat dengan bagaimana Allah memanfaatkan alam (Debu-Tanah) untuk membentuk manusia. Manusia an alam saling bergantung satu dengan yang lain yang artinya ketika manusia merusak alam, maka secara otomatis ia merusak dirinya sendiri. Manusia dipercayakan Allah sebagai wakilNya untuk memerintah atas nama Allah terhadap seluruh ciptaanNya, sehingga nantinya manusia akan iminta pertanggung jawabannya oleh Allah atas tugasnya untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dengan uaha pemeliharaan atau pelestarian alam.    Melayani Allah bukan hanya dengan melantunkan pujian rohani dan berdoa saja, memelihara alam juga salah satunya. Memanfaatkan dan menjaga alam adalah bagian dari pertanggungjawaban talenta yang diberikan atau dipercayakan oeh Tuhan kepada manusia
            Mengapa alam yang dipercayakan oleh Allah untuk kita kini citranya telah rusak, tak seindah saat Ia menjadikan semuanya ‘sungguh amat baik”? sebab manusia mulai lupa diri akibat jabatan yang dipercayakan Allah untuknya sebagai wakilNya. Memanfaatkan kekuasaan yang ia terima untuk keinginan sendiri. Ia hanya tahu memakai saja tanpa peduli tugasnya memilharanya. Karena keinginan manusia yang serakah (Kejaian 3:5-6) manusia telah melanggar amanat Allah.
 Manusia telah gagal melaksanakan tugas kepemimpinannya kegagalan manusia alam melaksanakan tugas kepemimpinannya atas alam semesta disebabkan karena kegagalan manusia alam mengendalikan dirinya, khususnya keinginan-keinginannya.
            Kerusakan lingkungan berakar dalam keserakahan dan kerakusan manusia yang sangat konsumtif. Artinya telah terjadi krisis moral, sehingga dalam upaya pemeliharaan lingkungan harus dilihat sebagai tindakan pertobatan dan pengendalian iri, sehingga hidup kita tidak dikendalikan dosa dan keinginannya, tetapi dikendalikan oleh cinta kasih.
Oleh karena itu, sudah seharusnya manusia menaklukan dan menguasai bumi adalah agar alam dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia dan anak cucunya. Alam ada bukan untuk memenuhi kerakusan manusia. Penguasaan atas alam terkait dengan kesejahteraan yang berkelanjutan.Penguasaan atas alam dibatasi tujuan penguasaan itu sendiri, yakni demi kesejahteraan bersama. Maka dari itu, kita sebagai seorang yang sudah memahami apa yang sebenarnya Allah inginkan dari perintahNya menaklukan dan menguasai bumi, serta sebagai kader GMKI yang peduli terhadap keutuhan ciptaan haruslah mampu mengambil sikap, mampu menjadi teladan dalam melakukan wujudpenguasaan diri terhadap alam.


Oval: Semua yang diciptakan Allah termasuk alam yang dipercayakan Allah kepada manusia adalah sebagai alat untuk memuliakan namaNya
Sebagai wakilNya didunia ini, kita kelak akan mempertanggungjawabkan semua tugas yang kita terima.
 













THEMA          : “Persaudaraan yang Menghidupkan (1 Raja Raja 17:7- 24)
Sub Thema      : “Memperkokoh Persekutuan yang Partisipatif untuk Membangun Keadilan Sosial”
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar